Mau mengutip berita tentang Pesta Topeng mudah-mudahan ada visitornya, selain itu sentil sedikit keyword Klub Poligami. Saya berharap minggu-minggu ini di kedua keyword cukup menghasilkan visitor dan pengunjung yang diinginkan.
Jubah dari anyaman tali menutupi seluruh tubuh lengkap dengan koteka dan benda mirip kacamata. Itu adalah topeng versi suku-suku tradisional di tanah Papua. Tentu saja topeng ini sangat berbeda dengan topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Tengoklah berbagai variasi topeng itu dalam pameran topeng di Kampung Seni Kubu Bingin, Ubud, Bali, 24 Februari-22 Juli 2007. Sedikitnya 138 topeng dipajang, yang berasal dari Bali, Lombok, Modang, Bahao, Kenyah (Kalimantan), Madura, Malang, Solo, Yogya, daerah kawasan Lereng Merapi, Dieng, Wonosobo, Cirebon, Losari, Batak, dan Irian.
Menurut ketua panitia acara itu, Justinus Puspo Bhuwono, sebagian besar adalah topeng dari figur-figur lucu dalam seni pertunjukan tradisional. Hal itu terkait dengan tujuan pameran pertama ini yang berupaya membangkitkan kecintaan anak-anak pada seni tradisional. Melalui topeng, anak-anak pun diajak mengenali perbedaan dan kesamaan tradisi dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
Tapi topeng yang dipajang ini hanya 30 persen dari koleksi yang dimiliki Hadi Sunyoto dan Romo Willy Malim Batuah C.D.D., penggagas pameran itu. Kedua orang ini mengumpulkan topeng sejak 2000 dengan menyusuri seluruh pelosok Tanah Air. Mereka dibantu pula oleh sebuah tim yang setiap tahun melakukan observasi ke sejumlah daerah. "Tahun ini fokus kami ke Kalimantan," kata Bhuwono.
Topeng-topeng itu umumnya harus dibeli dari pemiliknya dengan harga bervariasi. "Tergantung kelangkaan dan ketuaan," kata Bhuwono. Sering kali tim bertemu dengan pemilik yang tak tahu apa-apa mengenai topengnya karena sekadar warisan dari orang tua.
Selain mengumpulkan, tim melakukan penelusuran terhadap fungsi dan sejarah topeng, termasuk teknik pembuatannya. Sebagian besar sumber informasi berasal dari penuturan para pemiliknya. Tapi tim hanya akan menganggap cerita mereka cukup valid bila sudah ditemukan sedikitnya tiga sumber yang mengungkapkan cerita serupa. "Kami juga mencatat kondisi tradisi terkait dengan topeng itu," kata Bhuwono.
Topeng yang sudah terkumpul serta keterangan yang diperoleh kemudian dipamerkan setiap enam bulan sekali dengan koleksi berbeda-beda. Pameran itu sekaligus memberi kesempatan kepada publik terlibat dalam proses kurasi. Sebab, kata Bhuwono, bisa jadi akan ada pengunjung yang bisa memberikan informasi yang berbeda.
Ujung dari kegiatan itu, menurut Romo Willy, adalah pendirian Museum Topeng Indonesia. Sampai saat ini museum semacam itu belum ada di Indonesia. Di sisi lain, tradisi yang terkait dengan topeng di berbagai daerah makin pudar. Padahal seni topeng termasuk tradisi yang sangat unik dari bangsa Indonesia.
Kampung Seni Kubu Bingin yang menjadi lokasi museum topeng itu berdiri sejak 1996 di atas tanah seluas lima hektare. Separuh dari lahan digunakan untuk perumahan bagi seniman yang kebanyakan pelukis. Separuhnya lagi adalah tempat beraktivitas kesenian, seperti ruang pameran, tempat latihan, dan lahan pertunjukan.
Menurut Romo Willy, awalnya akan didirikan museum mengenai kehidupan sehari-hari orang Jawa yang sudah dimulai dengan pemindahan beberapa bangunan joglo tua ke lokasi itu. Tapi kemudian diputuskan joglo digunakan untuk museum topeng dan dilengkapi dengan koleksi wayang
0 comments:
Post a Comment